Marthen Medalama : Refleksi Kehancuran Pendidikan Pondasi Pembangunan.
ILustrasi Tanda tanda kehancuran sebua bangsa sumber ulustrasi :Mari Bicara solusi blogspot.com |
ARTIKEL PENDIDIKAN Bangsa yang kuat adalah bangsa yang selalu menaruh
perhatian penuh kepada perkembangan dunia pendidikan dinegeranya. Hari ini
Filandia merupakan negera kecil yang mengajarkan anak hanya berkisar 5 jam
sehari namun.. yang menjadi pertanyaan kenapa mereka menempati posisi pertama
dalam perkembangan pendidikan di dunia saat ini?
jawabannya sangat simple namun secara jujur harus
diakui bahwa sulit dilakukan " Siapkan fasilitas sebaik mungkin, siapkan
media mengajar sebaik mungkin, selalu harus ada pelatihan bagi
guru-guru..perhatian kesejahteraan guru karena hampir di semua negera di dunia
guru mendapatkan gaji yang sangat tinggi hanya di INDO gaji sangat rendah..
sebenarnya bisa dibuat kebijakan khusus oleh
pimpinan daerah masing-masing, lihat saja gaji sudah kecil.. tidak ada
kendaraan untuk mengajar, rumah dinas tidak ada harus sewa/kontrak lagi, buku
panduan harus beli sendiri, biaya asuransi kesehatan tidak ada..menyedihkan
sekali kondisi seperti ini.. ini merupakan kondisi real di Indo termasuk
Papua..
Jangan memvonis guru dengan mengatakan mereka malas
mengajar, malas melaksanakan tugas dengan baik.. atau mengatakan bahwa itu
adalah tanggung jawab Anda biar gaji kecil Anda harus bertugas dengan baik..
Ingat jaman berubah tentu kebutuhan dasar hidup
manusia berubah..Keretakan pondasi pembangunan ini akan menentukan seperti apa
pembangunan manusiannya.
IPM Provinsi Papua adalah urutan terakhir di
Indonesia. Saat ini kesepakatan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) telah dibuka
bagi semua negera ASEAN mereka yang memiliki skill dari semua negera ASEAN
telah memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja di semua negera ASEAN
termasuk Indonesia.
Kondisi ini menciptakan terjadinya
perpindahan/pergerakkan penduduk secara besar-besaran.. semua org Indonesia
yang tidak mampu bersaing sudah,sedang dan akan menjadikan Papua sebagai lahan
baru bagi mereka.. ketika hal itu terjadi maka tentunya kita akan bergeser di
atas tanah kita sendiri.. termarjinalkan dengan berbagai alasan.. salah satu
alasan yang sedikit mengganggu saya adalah " Orang Papua belum memiliki
kualitas yang baik" lalu timbul pertanyaan dalam hati saya...kalau memang
mereka yang datang berkualitas kenapa mereka tidak bersaing di daerahnya
masing-masing..hahahaha aneh sebenarnya mereka juga tidak berkualitas karena
tidak mampu bersaing didaerahnya lalu pindah ke Papua.. ditambah sistem negara
yang selalu menempatkan opini bahwa orang Papua belum mampu... menyebabkan
mereka memiliki peluang besar untuk bekerja di Papua dan ditambah
"KEBAIKAN HATI PARA PIMPINAN DI PAPUA hanya karena PUJIAN (Kamuflase)..
hahahaha ...memberikan peluang kepada mereka lebih banyak dibandingkan
anak-anak daerah yang telah siap, pertanyaan krusialnya adalah mengapa kita
dikatakan tidak mampu?
jawaban sudah saya utarakan di atas..
Kehancuran Pendidikan sebagai Pondasi Pembangunan orang Papua. Saya memberikan apreseasi kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten/kota yang telah memberikan perhatian penuh dengan menggunakan dana OTSUS untuk mendorong generasi masing-masing daerah maju untuk berkembang dalam dunia pendidikan. Selain itu, saran saya berikanlah perhatian juga kepada semua level pendidikan yang ada di daerah sehingga mereka akan berusaha menunjukkan kualitas untuk melahirkan generasi Papua yang mampu bersaing. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan gereja yang menyelenggarakan pendidikan seperti YPPK,YPK,ADVENT,YPPGI,ADVENT dan yayasan - yayasan yang lahir dari masyarakat untuk mengembalikan ROH pendidikan yang pernah ditanamkan oleh para missionari. Semoga masukan ini menjadi bahan renungan kita sekalian... karena memang membangun dunia pendidikan tidak semudah membalikan telapak tangan kita namun membutuhkan kerjasama antara Pemerintah, Masyarakat, Gereja dan tentunya orang tua. Hidup Pendidikan.
Tidak ada komentar