Elsam: Polisi Diskriminatif Terhadap Orang Papua
Foto: LOGO ELSAM |
Menurut Peneliti Elsam, Budi Hernawan, tindakan polisi sudah dianggap diskriminatif terhadap orang Papua, yang ingin menyampaikan aspirasinya kepada Pemerintah. Polisi yang menggunakan cara kekerasan, malah balik membahayakan institusi kepolisian.
"Harus ada pendekatan persuasif yang humanis, antara pihak kepolisian dengan masyarakat Papua, bukan represif. Kalau tetap pendekatan seperti ini, bukan tidak mungkin lagi jika 25 tahun mendatang, orang Papua tidak mau mengakui sebagai bagian dari Bangsa Indonesia," kata Budi di Kantor LBH, Jakarta Pusat, Kamis (3/12/2015).
Pola represif polisi terhadap orang Papua, menurut Budi, mirip dengan kejadian di Timor Leste (Timor Timur), ketika masih dibawah NKRI.
Sebelumnya, Sejumlah massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) terlibat baku hantam dengan petugas kepolisian di Bunderan Hotel Indonesia. Keributan terjadi, karena massa yang menggelar aksi tanpa mengantungi izin dari pihak kepolisian ini, enggan dibubarkan. Polisi kemudian memukul mundur aksi massa ke arah Jalan Jenderal Sudirman. Namun, karena terus terdesak, massa kemudian mulai melakukan perlawanan secara fisik, baik melemparkan botol air minum hingga kontak fisik lainnya.
Keributan terus memanas, hingga akhirnya polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah massa yang terus melakukan perlawanan.
Tidak ada komentar