KIPO Breaking

MAMA & BAPA STOP JUAL TANAH !

Selamatkan Anak Cucu Bangsa Papua Dengan Tidak Menjual Tanah Di Tujuh Wilayah Adat Di Tanah Papua
“Puji dan syukur bagi-Mu Sang Pemberi Tanah Papua”
Tanah Papua adalah Tanah yang subur dan kaya yang selalu mengalirkan sumber kehidupan bagi Anak Negeri di tujuh wilayah adat, Tanah Papua adalah Mama bagi seluruh Anak Negeri di tujuh wilayah adat. Tanah Papua adalah taman kehidupan, Tanah Papua adalah rumah kehidupan, Tanah Papua adalah alam kehidupan dan Tanah Papua adalah Bidadari yang selalu membawa banyak pijakan ekologis bagi Anak Negeri Tanah Papua di tujuh wilayah adat.
Tanah Papua selalu bersama Anak Negeri, Tanah Papua selalu menyiapkan rotan dan kayu untuk memagari dan untuk melilit setiap Anak Negeri diatas Tanah Papua dengan pagar-pagar yang kuat di tujuh suku wilayah adat. Tanah Papua telah membawa datang sumber-sumber kehidupan dan telah hadir untuk melengkapi kehidupan ditengah Anak Negeri disebelah timur, barat, utara dan selatan Tanah Papua, sambil melimpahkan beraneka, tanaman, pohon, burung dan kuskus dan mengalirkan aneka jenis makan yang daunnya hijau, ubi, talas, tebu, pisang, sagu, buah-buahan yang segar sehingga Anak Negeri di tujuh wilayah adat itupun selalu terkagun-kagum dan gembira untuk mengkonsumsi secukupnya serta melihat dan menatapnya maka tugas dan tanggungjawab kita sebagai Anak Negeri di Tanah Papua adalah jaga, jaga dan jaga alam Papua dari Merauke hingga Sorong di tujuh wilayah adat.
Kemudian tanpa segaja maupun tak sengaja apabila Anak Negeri memandang segala jenis tumbuhan unik di Tanah Papua, disana tumbuhan unik itupun selalu melambai-lambaikan daun yang hijau dalam menyambut dan memberikan kehidupan yang segar kepada kami setiap insan Anak Negeri di tujuh wilaya adat, lagipula pohon-pohon tertentupun telah Tanah Papua tanami diatas Tanah untuk memberi warna-warni dalam kehidupan setiap insan Anak Negeri di Tanah Papua.

Di petak yang lain Tanah Papua kagetkan Anak Negeri di tujuh wilayah adat oleh suara aneka burung seperti burung Nuri, Cendrawasi, Kasuari, Mambruk dll.
Lagipula di petak lain salju dari setiap puncak, gunung-gemunung Tanah Papua selalu turun bersahabat bersama awan dan angin sepoi-sepoi memberi nafas kehidupan dan mengingatkan bahwa Tanah Papua itu selalu berdiri kokoh bersama setiap Anak Negeri di tujuh wilayah adat disetiap saat untuk memberi semangat perjuangan sambil meneteskan saljunya di setiap dada Anak Negeri dalam memberi kekuatan dalam proses perjuangan itu sendiri sebab itu pekerjaan istimewa setiap Anak Negeri di tujuh wilayah adat yang ada di Tanah Papua adalah Jaga Alam Papua, jangan kawinkan Alam Papua dengan orang-orang di seberang lautan yang lebih jauh dan terpisah dari Tanah Papua tetapi kawinkan Tanah Papua dengan Anak Negeri di tujuh wilayah adat itu sendiri, maka disisi lain iapun akan melahirkan lebih banyak dari yang sekarang kepada setiap Anak Negeri di tujuh wilayah adat itu sendiri sebab Tanah Papua adalah Tanah leluhurnya (Orang Asli Papua), maka itu jangan jual Tanah Papua kepada para kapitalisme, imperialisme, militerisme dan Pendatang.
Kita menjual Tanah Papua sama artinya dengan kita menjual Anak cucu kita sendiri. Karena apabila kita menjual Tanah Papua saat ini kepada orang-orang transmigran, kapitalisme dan imperialisme maka generasi penerus dari tujuh wilayah adat di Tanah Papua hidupnya akan terdampar, terhancam hancur dan genoside diatas tanah leluhurnya (Tanah Papua) sama seperti kondisi sekarang yang sedang dialami oleh suku Aborigin (orang kulit hitam) di Australia yang mana sekarang sudah mau hampir punah/genoside dari tanah leluhurnya karena dulunya merekapun menyerahkan tanah mereka kepada (orang kulit putih) maupun kepada para kapitalisme, imperialisme dan kepada orang-orang transmigran dari negara lain ke Australia sehingga dampaknya mereka sendiri menderita, hidupnya hancur dan terdampar sedikit lagi punah/genoside diatas Tanah leluhur orang kulit hitam di Australia karena orang-orang yang datang masuk ke Australia mereka membawa datang berbagai jenis penyakit yang cepat menyular oleh sebab itu Tanah/lahan yang masih kosong di tujuh wilayah adat di Tanah Papua kita Orang Asli Papua jangan jual dan serahkn kepada para kapitalisme, imperialisme dan orang-orang transmigran tetapi kita harus bersahabat dengan tujuh wilayah adat itu demi keselamatan anak cucu kita di Tanah Papua agar masa mendatang anak cucu kita juga bisa merasakan kehidupan dari Alam langsung seperti kehidupan dulu saat tete nene moyang dan para leluhur Tanah Papua yang kehidupannya sangat beradap dengan lingkungan sekitarnya di tujuh wilayah adat di Tanah Papua. Sebelum orang-orang kulit putih atau para perampas, pencuri sumber kehidupan masuk ke Tanah Papua.
Tanah Papua telah memberi Tanah yang sangat subur dan kaya, Ia memproduksi makanan yang segar dan sehat dan Ia melimpahkan untuk dinikmati oleh seluruh Anak Negeri West Papua....

Tidak ada komentar

close
Banner iklan disini