KIPO Breaking

RAKYAT INDONESIA DIBUAT BISU DAN TULI ATAS SITUASI PAPUA

Foto Markus Medlama.





(Media NASIONAL tidak berperan/didiamkan ,jurnalis tidak bebas meliput)
------------------------------------------------------------------------------------------
Di Seluruh Tanah Papua, baik tingkat propinsi maupun kabupaten banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi perhatian dan juga sebagai infformasi bagi setiap warga negara, karena mendapatkan informasi adalah hak warga negara dan menyampaikan informasi secara akurat, independen dan berimbang adalah tugas media sebagai sarana, namun sayangnya, media arus utama (mintream) tidak pernah mengangakat atau memberitakan. Hal-hal yang yang terjadi di Papua, seperti; Bidang HAM dan Pembangunan bahkan kejahatan di dalam birokrasi dan legislasi
Bidang HAM misalnya;
1. Pembunuhan warga
2. Perampasan hak ulayat oleh pemerintah
3. Penangkapan aktivis Papua merdeka
4. Penangkapan mahasiswa
5. Demo mahasiswa
6. Melakukan pemukulan dan intimidasi terhadap masa aksi demo
7. Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM
8. Dan lainya kaitan dengan pelanggaran HAM
9. Korupsi
10. Dan hal lainya
Bahwa pemberitaan di media tidak pernah berimbang apalagi objektiv , yang lebih parah adalah hal-hal sepele seperti pencurian, bahakan seakan seperti tidak ada lagi berita maka media bisa saja membuat berita tidak masuk akal seperti penayangan kasus Jesica ,yang beritanya ditayangkan secara langsung memakan waktu yang cukup lama dan rakyat dibuat seakan terfokus pada perhatian jesica lupakan hal lain dan seakan tidak ada lagi masalah di daerah lain.
Bukan hanya soal itu ,ditengah hiruk pikuk kasus Ahok yang menjadi berita nasional , ada juga demo yang dilakukan oleh FRONT RAKYAT INDONESIA –WEST PAPUA di Jakarta ,mengkosolidasikan masa dan melakukan demo namun ditangkap pihak kepolisasian dengan kekerasan namun tidak ada juga media yang menayangkan.
Kalau apa yang terjadi di Papua mungkin media eletronik dan cetak mempunyai alasan soal jarak, walaupun itu bukan alasan karena fasiliats IT saat ini sangat mendukung.
Namun yang terjadi di jawa, seperti kasus pencurian, KDRT, sholat , konser music dan lainya ramai diberitakan,
Dan juga kalau yang kaitan dengan orang Papua atau masalah politik Papua tidak pernah di beritakan ,maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ,
1. Pemerintah melakukan manipulasi dan pembungkaman terhadap media atas hak-hak rakyat untuk memperoleh informasi, dalam hal ini terdapat unsur politik, yaitu rakyat indonseia dibuat bisu, tuli bahkan dibuat sengaja diam atas situasi Papua, agar Papua dianggap tidak ada masalah dan baik-baik saja.
2. Para pemilik Media elektronik dan cetak juga tidak melakukan tugas pemberitaan secara akurat, berimbang apalagi independen.
Pemerintah membuat pembungkaman informasi tentang Papua agar, orang papua tetap dinilai ,bodoh, terbelakang, masih primitive dan ketika orang non Papua mendengar nama Papua semua penilaian yang sengaja diciptakan oleh pemerintahlah yang akan diaminkan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.
Secercah harapan:
Dalam situasi itu ,ada rakyat indonseia yang sadar dan memandang persoalan yang terjadi di Papua penting untuk deberitahukan kepada publik, maka mereka mulai mengkapanyekan hal-hal yang kaitan dengan Papua baik dari sisi HAM dan Politik , dengan demikian mereka, rakyat Indonesia yang sadar ini akan membuka mata yang dibuat buta, telinga yang dibuat tuli dan menegtok hati yang dapat melihat secara rasional dan menggunakan pertimbangan moral kemanusiaan sehingga ,infromasi tersebar seluruh indonesia di berbagai kalangan dan opini terbangun untuk mengambil sikap.
Saya tutup dengan hal yang memilukan,
PAPUA sejak dianeksasi oleh Indonesia, dianggap sebagai bagian dari republik Indonesia namun tidak pemberdayaan apalagi memunculkan di dunia keartisan, banyak orang Papua yang cantik dan ganteng , suara bagus dan bisa bersaing di dunia keartisan, namun tidak pernah ditampilakan orang papua di iklan dan film atau sinetron, dari sini kita dapat mengatakan bahwa orang Papua tidak dianggap, bahwa terjadi diskriminasi dan adanya sikap rasialistis di indoneisia.
Anggapan bahwa ; cantik dan ganteng itu putih, hitam adalah butuk dan putih adalah baik, primitive adalah tidak estetis dan lainya…
Jadi dari cerita terakhir saya katakana bahwa Indonesia merupakan negara yang belum selesai dengan kemanusiaan atau tidak menjunjung kemanuiaan, belum dewasa dalam menjalankan perundang-undangan dan konstitusi negara.

Tidak ada komentar

close
Banner iklan disini